Jenis-Jenis Reksadana
Jenis-jenis reksadana yang umum ditemui antara lain reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, dan reksadana campuran. Reksadana-reksadana tersebut memiliki karakteristik tertentu, baik dari sisi komposisi penempatan dana, tingkat risiko, dan tingkat imbal hasil (return).
Reksadana Pasar Uang
Adalah reksadana yang seluruh dananya diinvestasikan atau dibelikan surat berharga yang jatuh temponya kurang dari satu tahun, seperti deposito, tabungan, atau obligasi/surat utang yang jatuh temponya maksimal satu tahun. Reksadana Pasar Uang berinvestasi/membeli surat berharga sebanyak 100% pada surat berharga-surat berharga ini.
Reksadana Pendapatan Tetap
Merupakan reksadana yang minimal 80% dana yang dikelolanya diinvestasikan atau dibelikan obligasi/surat utang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Sisanya dapat diinvestasikan pada saham atau surat berharga pasar uang.
Reksadana Saham
Adalah reksadana yang minimal 80% dana yang dikelolanya diinvestasikan atau dibelikan saham sedangkan sisanya dapat dibelikan obligasi/surat utang atau surat berharga pasar uang.
Reksadana Campuran
Merupakan reksadana yang dananya diinvestasikan atau dibelikan saham, obligasi/surat utang, atau surat berharga pasar uang, dengan ketentuan maksimum 79% pada salah satu surat berharga.
Dilihat dari sisi risiko, urutan reksadana dari yang paling kurang berisiko sampai dengan paling berisiko adalah reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham. Namun, semakin besar risiko, semakin besar juga imbal hasil (return) yang diharapkan dapat diperoleh. Ini sesuai dengan ungkapan yang populer dalam berinvestasi, yaitu “high risk, high return.” Dengan kata lain, reksadana dari yang paling memberikan imbal hasil paling tinggi sampai yang paling rendah berturut-turut adalah reksadana saham, reksadana campuran, reksadana pendapatan tetap, dan reksadana pasar uang.
Reksadana mana yang kita pilih tergantung pada profil risiko kita masing-masing. Orang yang berani mengambil risiko (risk taker) tentu akan membeli reksadana saham atau reksadana campuran, dengan harapan mendapatkan imbal hasil tinggi tetapi dengan risiko yang tinggi pula. Sementara orang yang cenderung menghindari risiko (risk averse) tentu akan membeli reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap, dengan imbal hasil rendah atau sedang tetapi dengan risiko yang rendah juga.
Itulah jenis-jenis reksadana yang umum terdapat di Indonesia. Selain jenis reksadana tersebut, tentu terdapat jenis reksadana lainnya, yaitu reksadana terstruktur (reksadana indeks dan reksadana terproteksi), Exchange Trade Fund (ETF), dan reksadana yang mendukung sektor riil.
Oke. Kira-kira itu jenis-jenis reksadana. Sampai jumpa di tulisan berikutnya.
Happy investing. Raise your expectation!
Putu Hatesa (Investor)
***
Baca juga: Reksadana dan Cara Membeli atau Berinvestasinya Secara Online
Belajar dan Praktik Bisnis Online
Ingin belajar dan praktik mendapatkan penghasilan dari bisnis online tanpa harus jago internet dan tanpa harus memiliki produk sendiri? Dapatkan video tutorial gratisnya
AJAIB! CARA MENGATASI KANTONG MATA (LIHAT VIDEO) Info Selengkapnya klik di sini!
1 Respon
[…] Baca juga: Jenis-Jenis Reksadana […]